Tuesday 31 July 2012

DiaLah "IBU"


Dialah “IBU”


Menari nari diatas senyum
Seolah tersenyum namun meneteskan air mata
Menatap wajah anaknya adalah harta terindah untuknya
Melihat lekungan  senyum di wajah anaknya adalah permatanya

Berharap senja akan menari bersamanya disebuah tikungan malam derita
Menjadikan titik demi titik menjadi sebuah garis
Harapan dan impiannya hanyalah melihat sebuah kata “BAHAGIA” untuk hidup anaknya
Sebuah carcian derita hati kecil namun tersembunyi adalah sandiwaranya

Begitu tegar dan kuatnya ia dalam menjalani pahit getirnya kehidupan
Namun ia tak pernah lupa untuk memeluk anaknya lewat do’a disetiap sujudnya
Seperti tersenyum dalam sebuah pahit penatnya tekanan batinnya
Namun ia akan tetap tersenyum untuk anaknya

Dialah “IBU” sebuah nama yang menjadi jantung anaknya
Sebuah kata yang menjadi do’anya
Sebuah lukisan qalbu nan bergetar memahat senyum untuk anaknya
Walau ia harus merasakan kepahitan demi sang buah hati tercinta

Jikalau matahari sudah tak memancarkan cahaya kehangatannya itu
Maka ada seorang wanita yang dapat menggantikan kehangatan sang mentari
Dialah “IBU” yang akan selalu menjadi selimut hati dan selimut jiwa untuk sang buah hati
Jika badai datang ia akan tetap memeluk anaknya berharap badai itu tak menembus kulit anaknya

Betapa mulianya hati seorang ibu, bagai intan permata yang berkilauan
Betapa berharganya seorang anak untuknya sehingga nyawapun rela ia berikan
Tak bersyukurkah wahai kau sang anak yang memiliki IBU
Bahagia itu tak lepas dari pengorbanan sang Ibu

Kasih yang begitu tulus lebih tulus dari yang tulus
Ketika lebiran tepi terguncang getar
Maka senyum masih tetap untuk anaknya
Bahagianya adalah bahagia anaknya

Baginya … tak ada yang lebih berharga selain buah hatinya
Nyawapun rela ia korbankan
Materi adalah untuk sang anak
Kebahagiaannya adalah melihat senyuman manis di wajah buah hati tercintanya

~~


0 comments:

Post a Comment