Tuesday 24 January 2023

Lafaz Cinta


Tak tahu cara memulai
Hanya ini tak dapat kuakhiri
Seseorang telah sadar
Menyakitiku

Tak tahu maaf apa lagi
Kumohonkan di hatiku
Tuk memaafkannya
Tapi tak ada titik terang di sana
Tetap "tidak" katanya

Nyatanya seseorang itu
Dengan tanpa ampun
Mengoyak-ngoyakkan jiwaku
Sampai sekarat
Mau mati rasanya

Nyatanya ada
Iblis berlafaz manusia
Pernah kukenal
Pernah kubelai dengan lembut
Pernah kucinta dengan tulus


Monday 30 March 2020

Butiran Sunyi



Sebuah cekikan tajam mendekap
Dimana letak mulia wanita?

Tidak cukup sendiri menjadi ujian
Banyak soal lain dibalik sunyi
Hanya sepi? tidak sesederhana itu
Ada tanya lebih rumit

Jawaban lain tidak akan menyelesaikan
Tapi tetap tegar dalam ombak
Atau terbawa arus, tenggelam selamanya

Mungkin hari ini akan mendung
Tapi diperlukan
Untuk meneduhkan

Bangkitkan taat yang telah sekarat
Perkuat tasbih walau tersayat
Ingkari bisikan sesat

Bukan hari ini,
Ada hari lain yang tak mendung

Hidupkan semangat cinta Ilahi
Agar segala yang tak Lillah musnah


                                            Rumah, 31 Maret 2020

Tanah Biadab


Bahtera sosial
Mengajak berbuat tak adil
Menuduh walau tak salah
Menjebak hanya karena kuasa
Mensinyalir para tuan yang payah

Lidah berucap cakap
Hanya saja tak beradab
Seenaknya mengambil harap
Para pejuang di tanah biadab

Apalah daya tuan?
Jika menu harian pejabat
Yakni kuah keringat daging kerempeng
Sajian khas masyarakat biasa
Dipandang hina tapi gurih
Disantap dengan lahap hingga ke liang lahad

Ampunan?
Jelas itu hanya milik Sang Pengampun

Tidak ada apa-apa teman,
Inilah lautan menjijikan
Melodi tangis dari sang fakir
Yang lahir dengan cacat harta

Makassar, 20 Maret 2020



Wednesday 11 September 2019

Satu - Puluhratus





Setiap bilangan terus menggenap
Meliputi asa ganjil menyelinap
Pada hari sang waktu kan mendekap
Telah lahir sosok pujaan yang diharap

Perjalanan singkat dunia
Batas fatamorgana sementara

Hari ini kelahiran, nanti musim kematian
Sebab…
Ajal hanya masalah “giliran”

Usia bukan durasi mutlak
Masihkah ibadah menjadi tujuan?
Hanya sia-sia saja
Jika hayat tak sempat sujud
Lalu menjadi mayat

Angka yang terus bertambah
Satu yang menjadi puluhan
Mungkin ratusan
Atau mungkin hanya sampai esok

Pada garis waktu yang mirip
Menua tak melulu tentang keriput
Bisa juga tentang kita yang menjadi kakek nenek
Hingga jemari menari dengan kaku
Hingga tubuh mendingin

Makassar, 12 September 2019

Sunday 12 May 2019

Teman Mesra




Memelukku tiap malam
Dalam sepertiga malam
Ku sambut dengan hangat
Lewat kiprahan sajadah
Ku persembahkan jiwa raga

Mencintaiku paling awal, paling akhir
Mengiringi sejak janin hingga mayat
Kasih tiada tara, Sang Maha Pengasih
Raja segala Raja

Merajuk saat lara mengahantui
Hanya dengan berbicara dengan-Nya, hati tenang
Jiwa damai seketika kepala dingin
Betapa mesra cinta dari-Nya
Melelehkan lelah dan letih

Dia tak minta balasan harta
Pun balasan yang lain
Hanya ingin insan setia
Bersama-Nya dan percaya pada-Nya
Betapa tulus Dia
Tak ada cinta sebesar cinta-Nya



Kata Mutiara


Kata mutiara, sia - sia
Bukan paling bening
Bukan paling berkilau
Tapi paling tulus

Kata dan mutiara, lebih indah mutiara
Cahaya kan terpancar
Dari hati terdalam
Selama masih ada Islam
Mutiara hati kan tetap berseri

Mutiara indah
Sempat mencair
Di sudut matanya
Tapi Tuhan memeluknya, erat
Membawanya kembali
Kepada-NYa

Mutiara itu tak mati
Ia hanya pindah alam
Membawa cahaya di jiwa
Ke nirwana, tempat beribu nikmat

#KataMutiara
#PuisiKataMu

Saturday 11 May 2019

Ratu Khayal




Jadikanku permaisuri
Dalam mahligai emas
Bisikan penyair selau ampuh
Bagi telinga – telinga lemah syahwat

Rada metafora dan persuasif
Mudah menyulap rasa, gaya dan sisa
Penyair selalu punya cara

Terma – terma indah
Mudah terucap
Kau mudah percaya
Aku hanya tertawa

Hiasan janji – janji semu
Tak sulit kau terima
Kau mungkin selalu bodoh
Atau kau terlalu cinta
Hanya beda tipis

Aku ratu khayal
Utopia walau bertahun – tahun
Tetap ingin mencintaimu
Tetap, kamu tak memilihku